Tak Ada yang Sempurna, Ini Kekurangan dan Kelebihan Internet Starlink
Uzone.id – Kehadiran Starlink di Indonesia masih jadi pembahasan yang cukup panas nih, Uzoners. Apalagi saat ini banyak sekali pro dan kontra di tengah masyarakat soal internet satelit punya Elon Musk ini.
Sudah diresmikan pada pertengahan Mei lalu, pengguna Starlink di Indonesia terus bermunculan dari berbagai daerah. Ada yang senang-senang saja dan langsung bisa menggunakan internet super cepat Starlink, ada juga yang kontra.Bagi yang kalian yang punya rencana untuk memasang internet Starlink, perlu diketahui bahwa tidak ada produk dan jaringan internet yang sempurna. Maka dari itu, perlu diketahui dulu soal kekurangan dan kelebihan Starlink.
Mau tau kelebihan dan kekurangan internet satelit seperti Starlink? Yuk simak beberapa poinnya berikut ini.
Kelebihan internet satelit Starlink
Cakupannya lebih luas: Starlink punya konstelasi satelit yang mengorbit bumi pada ketinggian yang rendah'atau low earth orbit (LEO), sehingga akses internetnya bisa menjangkau daerah-daerah terpencil dan sulit dijangkau oleh infrastruktur seperti BTS dan lainnya.
Makanya, pemerintah saat ini memfokuskan Starlink digunakan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yang tidak terjamah jaringan fixed broadband.
Latensi rendah: Karena Starlink menggunakan satelit LEO, jaringan internet punya Elon Musk ini memiliki latensi yang rendah dibandingkan internet dengan satelit geostationary equatorial orbit (GEO).
Satelit Starlink berada pada orbit rendah sehingga dapat memberikan latensi yang lebih rendah, mendekati internet kabel tradisional. FYI, satelit LEO punya latensi sekitar 27 milidetik sementara satelit GEO memiliki latensi lebih tinggi yaitu 477 milidetik.
Kecepatan tinggi: Salah satu keunggulan yang bikin orang tergiur adalah kecepatan internet Starlink yang terbilang ngebut.
Melansir dari laman resminya, kecepatan Starlink Indonesia berkisar antara 25-220 Mbps. Sementara menurut konsumen yang sudah menggunakan internet ini, kecepatan jaringan internet Starlink mencapai diatas 100Mbps.
Kekurangan internet satelit Starlink
Harga mahal: Dibandingkan dengan harga internet seluler dan fixed broadband, perangkat serta biaya langganan internet per bulan Starlink memang masih tergolong mahal.
Di Indonesia, harga langganan internet Starlink dibanderol sekitar Rp750 ribu hingga Rp4,3 juta per bulannya. Sementara untuk perangkatnya, Starlink membanderolnya dengan harga Rp7,8 juta.
Tergantung kondisi cuaca: Karena berbasis satelit, layanan internet Starlink dipengaruhi oleh kondisi cuaca buruk seperti hujan lebat atau badai, yang dapat menyebabkan gangguan pada koneksi.
Aktivitas luar angkasa: Sama seperti jaringan internet lainnya, Starlink juga sering mengalami gangguan koneksi internet.
Penyebabnya karena aktivitas luar angkasa seperti badai matahari yang baru-baru ini terjadi. Menurut peneliti, badai matahari ini memicu matinya listrik di sejumlah negara dan mengganggu kinerja dan operasi satelit, termasuk jaringan internet Starlink.
Selain itu, pada 29 Mei 2024 kemarin, Starlink juga diketahui mengalami gangguan cukup lama yakni 24 jam, namun dalam keterangan terbaru Elon Musk, gangguan ini sudah terselesaikan.
Jadi ‘sampah’ langit: Peluncuran satelit Starlink juga menimbulkan kekhawatiran soal polusi cahaya di langit malam, akibatnya hal ini dapat mengganggu penelitian astronomi.
Selain itu, karena satelit yang diluncurkan berjumlah ribuan, hal ini menimbulkan kepadatan di langit dan menambah jumlah sampah di luar angkasa.
Tak bisa digunakan di ruang tertutup: Walau menjangkau cakupan yang luas, ternyata alat penerima sinyal internet satelit seperti Starlink tidak bisa digunakan di ruang tertutup seperti gua, area pertambangan yang tertutup dan daerah yang tidak menghadap ke arah langit. Ini dapat menyebabkan jaringan internet tidak bekerja dan tidak bisa digunakan.