Sudah Pakai Spiral, Kok Bisa Hamil?
Pengakuan seorang perempuan asal Alabama, Amerika Serikat yang hamil padahal sudah menggunakan alat kontrasepsi spiral mengguncang dunia kesehatan.
Perempuan bernama Lucy Hellein itu pada pekan lalu mengunggah foto putranya yang baru lahir di Facebook. Tangan bayi itu menggenggam sebuah spiral.
"Mirena gagal!" tulis Hellein dalam postingan itu, sambil menyebut merek spiral yang dikenakannya dan kini berada di genggaman putranya itu.
Menurut situs berita Inggris, Metro.co.uk, seperti dilansir Live Science, dokter yang membantu Hellein bersalin menemukan spiral itu di dalam plasenta.
Hellein mengaku bahwa itu adalah spiral ketiga yang digunakannya dan dipasang pada musim panas tahun lalu. Ia sadar sedang hamil pada Desember 2016. Ketika itu usia kehamilannya memasuki usia 18 bulan.
Awalnya para dokter mengira bahwa spiralnya copot. Tetapi ketika operasi caesar dilakukan dalam proses persalinan, para dokter menemukan alat kontrasepsi itu di dalam kandungan.
Spiral sendiri adalah tipe alat kontrasepsi yang dimasukkan ke uterus untuk mencetah kehamilan. Ia adalah salah satu alat kontrasepsi yang paling efektif.
Menurut organisasi dokter ahli kandungan Amerika Serikat (ACOG), kurang dari 1 persen perempuan mengalami kehamilan saat menggunakan spiral. Sementara menurut Mirena, produsen spiral yang dikenakan Hellein, hanya delapan dari 1000 perempuan yang bisa hamil setelah menggunakan spiralnya selama lebih dari lima tahun.
Tetapi, meski jarang, masih ada kasus kehamilan pada perempuan yang mengenakan spiral. Kasus seperti ini bisa terjadi jika spiral bergeser atau bahkan keluar dari uterus. Kasus seperti ini ditemukan terjadi pada 5 persen pengguna di tahun pertama pemakaian.
Kemungkinan lain, yang sangat jarang terjadi, adalah spiral menempel atau menembus uterus. Jika ini terjadi maka alat itu tak lagi berfungsi dan harus dilepas.
Selain itu, yang perlu diingat adalah spiral tak segera berfungsi sempurna saat dipakai. Spiral yang terbuat dari tembaga biasanya langsung bisa berfungsi saat dipasang.
Tetapi spiral hormonal bisa langsung berfungsi sempurna jika dipasang dalam tujuh hari pertama setelah perempuan mengalami menstruasi. Jika dipasang di luar periode itu, maka butuh tujuh hari baru spiral hormonal berfungsi efektif.
Perempuan yang hamil ketika masih mengenakan spiral berisiko tinggi mengalami kehamilan ectopic atau kehamilan di luar rahim. Sementara jika terjadi kehamilan dan spiral masih terpasang, maka ada risiko tinggi bayi yang dikandung mengalami infeksi, keguguran, bahkan terjadi kelahiran prematur.
Adapun putra Hellein, Dexter Tyler, lahir pada 27 April lalu dengan bobot 4 kg.
"Meski ia lahir tak terencana, saya dan keluarga merasa sangat diberkati," kata Hellein.