Sebarkan Internet Gratis ke Wilayah 3T, SATRIA-1 Jadi Pelengkap Palapa Ring
Uzone.id – SATRIA-1 sukses diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX hari ini, Senin (19/6) di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Tugasnya berat namun mulia, yakni menyebarkan akses internet gratis ke pelosok Indonesia. Bahkan, ia juga diklaim menjadi pelengkap bagi proyek Palapa Ring.
Akses internet yang akan disediakan SATRIA-1 ini rencananya akan mencakup ke titik-titik layanan publik kesehatan, pendidikan, dan pemerintahan. Direktur Infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Danny Januar Ismawan menyatakan pemilihan teknologi satelit untuk menghadirkan akses internet layanan publik, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).“Ada daerah yang masih blank spot, jadi tantangan bagaimana cara mengintegrasikan dengan Palapa Ring yang sudah ada. Teknologi satelit ini jaringan telekomunikasi pilihan terakhir. Kenapa pakai satelit, karena tidak mungkin dengan teknologi terestrial fiber optik atau microwave,” jelasnya di Orlando, Florida, Amerika Serikat, pada Jumat (16/6) waktu setempat.
Melalui SATRIA-1 ini Kementerian Kominfo berupaya mendukung proses layanan publik kepada masyarakat. Dari penuturan Danny, pemanfaatan teknologi satelit sebagai pelengkap jaringan kabel serat optik ditujukan untuk mempercepat pemerataan infrastruktur digital.
“Teknologi satelit ini yang paling memungkinkan sebagai pendukung backbone Palapa Ring. Banyak negara memanfaatkan satelit dan Indonesia bisa memanfaatkan dalam jangka panjang apalagi jika ada demand atau kebutuhan di masyarakat," lanjut Danny.
Danny juga menyatakan SATRIA-1 akan melayani 20 sampai 30 ribu titik layanan publik di wilayah 3T hingga akhir tahun 2024.
“Setelah SATRIA-1 mencapai orbit dan uji coba, kapasitas awal 10 Gbps yang tersedia akan digunakan untuk melayani titik layanan publik. Selanjutnya secara bertahap, sesuai rencana dalam tiga tahun ke depan akan digunakan kapasitas hingga sampai 150 Gbps,” tuturnya.
Pemerintah akan terus memantau dan menyesuaikan kebutuhan masyarakat wilayah 3T terhadap layanan internet cepat. Sehingga ada kemungkinan pemerintah mengalokasikan pengadaan akses internet satelit yang lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Dalam Indonesia Broadband Plan, dulu kebutuhannya minimal 1 Mbps per titik, namun dalam perjalanan waktu ada evaluasi kebutuhan optimal dan minimal bisa mencapai 4 Mbps. Karena itu, pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan konsumsi publik dan harapan masyarakat akan akses internet,” tutup Danny.