Satai Sambas Rekomendasi William Wongso
Satai ayam merupakan makanan andalan masyarakat ibu kota. Dalam banyak kesempatan hajatan di rumah satai kerap tersaji. Rasanya yang enak dan penjualnya yang banyak membuat satai digemari.
Kalau Anda ingin mencicipi satai ayam yang enak di Jakarta. Salah satunya adalah Satai Sambas yang terletak di Jalan Sambas, Jakarta Selatan.
Satai Sambas menjadi salah satu rekomendasi dari pakar kuliner Indonesia, William Wongso. Menurutnya, satai Sambas menyajikan bumbu celup dan daging yang empuk sesuai dengan standar dan kriteria bumbu satai.
"Kalau saya ambil patokan satai ayam di Jakarta itu, di Jalan Sambas, di depan Rumah Sakit Pertamina, satai Apjay di Panglima Polim. Itu standar menurut saya," terangnya.
Berdasarkan rekomendasi itu, Republika kemudian mengunjungi Jalan Sambas, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Setibanya di sana, terdapat lima pedagang satai yang berjajar menggunakan gerobak.
Satai Sambas milik Udin Kelana (40), menjadi pilihan karena letaknya berada di barisan paling awal. Meskipun berambut gondrong dan bertubuh kekar, Kelana menyambut dengan baik kemudian menawarkan menu miliknya.
"Silahkan, mau pesan apa? Ada satai ayam, satai campur, satai kulit dan satai kambing," terangnya dengan ramah, Sabtu (2/3) dini hari.
Kelana menceritakan, menu andalan miliknya adalah satai ayam, yang telah dijajakan oleh kakek dan dilanjutkan ayahnya sejak tahun 1976. Sebelum mengelola usaha satai pada tahun 2000-an, dia harus membantu melayani pelanggan, memanggang satai, dan bahkan mencuci piring.
Jajaran penjual satai di Jalan Sambas, Jakarta Selatan.
Kelana menambahkan, ukuran daging ayam dan pembuatan bumbu kacang juga diperolehnya secara turun temurun. Menurut dia, ada tiga tahap yang penting dalam menyajikan satai miliknya.
Pertama, hal yang perlu diperhatikan adalah ukuran daging. Sebab, di warungnya ukuran daging ayam dua kali lebih besar daripada daging satai yang dijual pada umumnya. Sehingga potongan daging tidak boleh terlalu kecil.
Kedua, proses penggorengan bumbu kacang. Menurutnya, bumbu kacang tidak boleh kurang matang maupun terlalu matang. Jika kurang matang rasanya tak manis, sedangkan jika terlalu matang bisa pahit.
Ia pun menlanjutkan ke tahap yang ketiga, yakni olahan bumbu kacang. "Berikutnya, untuk proses penghalusan (kacang) ada ukurannya. Rata-rata tidak terlalu halus dan tidak terlalu kasar," sambil bercanda dengan menyebut seperti nyanyian Vetty Vera yang lirik populernya 'yang sedang-sedang saja' itu.
Selain satai ayam, satai campur juga mulai digemari kalangan muda. Dia menyebut, satai kulit menjadi variasi satai agar satu tusuk memiliki rasa yang berbeda. "Sebetulnya satai kulit telur itu sebagai variasi," ujarnya.
Sementara, Sigit kurniawan (35), salah seorang pembeli mengaku telah menjadi pelanggan tetap satai buatan Kelana. Sigit menyebut ukuran daging yang besar tapi empuk membuatnya jadi pelanggan setia.
"Saya sudah cocok makan satai di sini. Diluar, satai ayam itu dagingnya kecil. Di sini juga rasa sambalnya enak," katanya. Sigit seminggu sekali pasti mampir menikmati satai Kelana.
Jika ingin menikmati satai buatan Kelana, Anda bisa langsung datang pada ke lokasi pukul 16.00-00.00 WIB. Pengunjung disarankan untuk datang lebih awal atau larut malam agar tidak menunggu satai terlalu lama. Sebab, pada jam makan malam, antrean di satai Sambas terbilang cukup ramai.