Reformasi Arab Saudi, Raja Salman Ganti Petinggi Militer
Raja Salman memberhentikan sejumlah pejabat tinggi militer Arab Saudi termasuk Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata, Jenderal Abdul Rahman bin Saleh al-Bunyan, Senin (26/2).
Kantor berita pemerintah, Saudi Press Agency (SPA), mengatakan selain Abdul, Salman juga turut memberhentikan pemimpin angkatan darat dan udara, serta pejabat senior Kementerian Dalam Negeri melalui keputusan dekrit kerajaan.
"Penghentian pengabdian Jenderal Abdul Rahman bin Saleh al-Bunyan sebagai kepala staf gabungan militer akan digantikan Fayyad al-Ruwaili," bunyi laporan SPA seperti dikutip AFP, Selasa (27/2).
Pemberhentian Abdul dilakukan tak lama setelah dirinya meresmikan sebuah pameran besar Industri Militer Saudi (SAMI) pada pekan ini. SAMI merupakan perusahaan negara yang berfokus pada industri pertahanan nasional.
Secara terpisah, pengangkatan jabatan publik juga turut dilakukan di hari yang sama. Seorang perempuan Arab Saudi, Tamadar Binti Yousef al-Rama ditunjuk sebagai wakil menteri tenaga kerja dan pembangunan sosial.
Penunjukkan perempuan dalam jabatan tinggi publik merupakan salah satu hal yang jarang terjadi di negara pememeluk hukum Islam itu. Sebab, seperti negara Islam pada umumnya, Arab Saudi sangat mengatur peran perempuan dalam kehidupan sosial.
Meski begitu, belakangan Arab Saudi menunjukan niatnya untuk menjadi negara Islam yang lebih moderat dengan mulai memperbolehkan perempuan lebih leluasa beraktivitas secara sosial dan politik di lingkungan masyarakat.
Hingga kini tak ada penjelasan resmi dari kerajaan soal perombakan pejabat tersebut. Namun, sejumlah pihak menganggap pemberhentian ini dilakukan menyusul intervensi militer koalisi Arab Saudi di Yaman untuk melawan pemberontak Houthi telah memasuki akhir tahun ketiga.
Konflik sipil yang telah memakan lebih 9.200 orang tewas, termasuk anak-anak, itu pun masih belum menunjukkan akhir yang baik.
Penasihat senior dari Analisis Negara Teluk, Theodore Karasik, mengatakan perintah perombakan pejabat ini juga dilakukan sebagai salah satu strategi pertahanan negara.
Preview Perempuan Arab Saudi |
"Transformasi militer tengah berjalan di Saudi. Perubahan juga terjadi pada SAMI yang merupakan bagian penting dari rencana reformasi Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk membentuk program pertahanan asli," kata Karasik.
Sejak diangkat sebagai putra mahkota pada 2016 lalu, Mohammed bin Salman terus menunjukkan keinginan memperkuat pengaruhnya terutama dalam urusan pemerintahan.
Salah satunya, kebijakan Pangeran Mohammed bersama komite anti-korupsi Saudi yang menangkap belasan pangeran dan puluhan menteri yang diduga terlibat korupsi.
Mohammed bin Salman juga sempat memerintahkan penangkapan 11 pangeran yang memprotes penghematan negara. Sebelas pangeran itu ditangkap karena mengadakan pertemuan menuntut pembatalan dekrit kerajaan soal penundaan tagihan listrik dan air keluarga kerajaan yang ditanggung uang negara.