Hati-hati, Radang Tenggorokan Paling Sering Muncul Saat Puasa!
Di bulan puasa ini, begitu banyak makanan yang menggoda untuk disantap ketika berbuka. Ada pula istilah 'balas dendam' yang merujuk pada keinginan seseorang untuk melahap apapun saat berbuka puasa.
Padahal selama berpuasa, produksi air liur berkurang, karena kurangnya cairan yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini menyebabkan kontaminasi mikroba seperti bakteri dan virus meningkat pada rongga mulut.
Ketua Divisi Laring Faring Departemen THT FKUI-RSCM dr Syahrial M Hutauruk SpTHT-KL menjelaskan, keringnya rongga mulut selama puasa bisa memicu radang tenggorokan jika kita tidak menjaga pola makan saat berbuka.
"Misalnya ketika buka langsung minum atau makan yang terlalu manis, gorengan, semua yang berlemak sehingga lengket dan nempel di tenggorok sehingga menimbulkan radang," ujar dia pada temu media di Jakarta, Kamis (8/6/2017).
Syahrial menambahkan, gejala radang tenggorok sendiri meliputi demam, nyeri saat menelan, sakit kepala, nyeri telinga, nyeri sendi, suara serak, hingga pembesaran kelenjar getah bening. Jika diperhatikan lebih lanjut, bagian tenggorokan yang meradang biasanya akan berwarna kemerahan dan sedikit membengkak.
"Kalau sudah terakumulasi bakteri, lendir saliva dan sisa makanan itu bahkan sampai ada bintik putih di tenggorok. Baunya pun juga nggak enak, dan kalau pada anak-anak jadi bikin susah napas," tambah dia.
Sebagai pencegahan, Syahrial mengimbau untuk menjaga pola makan saat berbuka. Jangan konsumsi makanan yang terlalu manis, gorengan, atau yang berminyak secara langsung usai berbuka.
"Bisa juga dengan bergargle dengan obat kumur yang mengandung antiseptik sehingga bakteri penyebab radang tenggorok bisa dimusnahkan," pungkasnya.