Pertama Kali dalam Sejarah, Astronaut Perempuan ‘Berjalan’ di Luar Angkasa
(dok. NASA)
Uzone.id -- Badan antariksa Amerika Serikat atau NASA baru saja menorehkan sejarah baru. Untuk pertama kalinya, awak astronaut perempuan sukses menjalani misi space walk alias berjalan di antariksa.Space walk, aktivitas ‘berjalan’ di luar angkasa yang biasa dilakukan oleh para astronaut untuk melakukan perbaikan teknis di bagian uar Stasiun Internasional Luar Angkasa (International Space Station/ISS) ini akhirnya dilakukan oleh awak perempuan.
Yup, biasanya space walk kerap dijalankan oleh astronaut laki-laki. Misi ini kerap dianggap berisiko tinggi karena melibatkan komunikasi intens dan tingkat kehati-hatian yang ekstra, baik untuk kelancaran teknis yang akan dilakukan maupun kondisi di sekitar luar angkasa.
Baca juga: Ambisi NASA, Bikin Teleskop Senilai Rp8,5 Triliun
Dua astronaut perempuan yang berhasil tersebut adalah Christina Koch dan Jessica Meir dari NASA. Keduanya mengemban tugas untuk mengganti unit pengendali daya di luar ISS yang rusak.
Space walk yang dilakukan Koch dan Meir memakan waktu 5,5 jam. Selama itu, Koch dan Meir tetap berada di tangga-tangga di eksterior ISS menggunakan tali pengaman dan sepasang carabiner berbahan metal. Mereka space walk dengan jarak 418 kilometer di atas Bumi.
Keduanya harus ekstra hati-hati dalam menjalankan tugas dan melakukan pergerakan agar jangan sampai jatuh dan melayang di luar angkasa.
Misi space walk ini dikenal dengan sebutan extra-vehicular activity (EVA), dan membutuhkan waktu 7 bulan dari rencana awal pengiriman tim astronaut perempuan ke luar angkasa.
Penundaan tersebut harus dilakukan karena ISS hanya memiliki satu seragam antariksa ukuran medium. Maka semuanya harus menunggu seragam antariksa kedua dari NASA yang baru siap pada Oktober ini.
“Menurut saya ini penting karena hal bersejarah yang kita lakukan ini. Di masa lalu, perempuan gak selalu dianggap penting. Rasanya menyenangkan untuk bisa berkontribusi di program antariksa ketika kontribusi itu diterima dan semua orang punya peran. Hal ini dapat mendorong peluang untuk meningkatkan kesuksesan,” ucap Koch, seperti dikutip dari Guardian.
Koch telah berada di ISS sejak Maret lalu, kemudian baru Meir menyusul sembari membawa pasokan kebutuhan. Koch sendiri akan tetap berada di ISS sampai Februari 2020, menandakan dirinya berada di luar angkasa selama 328 hari.
Misi yang dijalankan Koch akan menjadi penerbangan antariksa tunggal terlama oleh awak perempuan. Nantinya tim peneliti akan mengumpulkan data biomedis terhadap tubuh Koch selama menjalani misi ini.
Tujuannya untuk mendapatkan bukti apakah ada perbedaan reaksi dan pengaruh dari lingkungan antariksa terhadap awak yang berbeda jenis kelamin -- perempuan dan laki-laki.