Perlukah Melakukan Intervensi Pada Anak Yang Mengalami Pubertas Dini?
Terkadang pubertas datang terlalu dini sehingga anak belum siap secara fisik dan mental menghadapinya. Padahal, pubertas merupakan fase di mana anak akan mengalami banyak perubahan signifikan dalam hidupnya. Lantas perlukah melakukan intervensi pada anak yang mengalami pubertas dini?
“Penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa pubertas memicu pertanyaan identitas seperti 'Siapa aku?' dan 'Di mana saya cocok?' untuk anak laki-laki dan perempuan,” kata Fran Walfish, seorang psikoterapis anak dan remaja di Beverly Hills, California, AS..Perlu diakui juga, terkadang melihat anak menjadi dewasa lebih dini juga bisa membuat orang tua khawatir. Jika dirasa perlu, orang tua boleh melakukan intervensi demi kenyamanan anak. Misalnya, komunikasikan dengan guru di sekolah ketika anak mulai tidak nyaman mengenakan pakaian olah raga yang terlalu menonjolkan bagian tubuhnya. Atau hubungi guru di sekolah ketika anak mengalami sakit akibat sindrom pra-menstruasi.
Jika Anda mendapati diri Anda tidak yakin bagaimana cara melakukan intervensi, ingatlah bahwa anak-anak yang putus asa sering menginginkan hal yang sama yang kita semua cari ketika kita sedang kesal: empati.
Pubertas menuntut keterampilan mengasuh anak yang sama dengan usia lainnya: selalu hadir secara emosional untuk anak-anak ketika melalui fase perkembangan mereka, menyaksikan rasa sakit mereka yang tumbuh di fase tersebut, dan memberikan kenyamanan ketika dibutuhkan.
Meski terkesan sederhana, hal-hal di atas memberikan pengaruh yang cukup kuat. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa dukungan orang tua secara fisik dan emosional semacam ini membantu menumbuhkan ketahanan emosional dan meningkatkan kesehatan dan hubungan dengan anak selama bertahun-tahun yang akan datang.
(riz / ray)