Perjuangan Sales Mobil Bertahan Hidup di Masa Pandemi
Foto: Uzone.id
Uzone.id - Diler mobil di Indonesia mengalami kesulitan keuangan di masa pandemi virus corona baru (Covid-19) itu sudah pasti. Sehingga mengambil keputusan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan menjadi opsi terakhir demi menyelamatkan operasional perusahaan.Namun, sebagian diler mobil juga ada yang mengambil opsi mempertahankan tenaga penjual atau sales. Alih-alih memberi gaji bulanan kepada sales, diler mobil itu cuma memberikan gaji insentif saja. Artinya, selama sales bisa menjual mobil baru, maka dia pun mendapat sebagian hasil dari penjualan tersebut.
Itu dialami oleh seorang sales mobil yang meminta dirahasiakan identitasnya. Sebut saja pria ini dengan inisial A yang bekerja di diler mobil merek H di Jakarta Barat.
BACA JUGA: Mazda Bongo Jadi Kembaran Daihatsu Granmax
Pria yang sudah enam tahun menjadi sales mobil ini mengatakan, perusahaannya sudah tidak memberikan gaji pokok lagi kepada para sales ketika pandemi menghantam Indonesia mulai bulan Maret 2020. Dia cuma mengandalkan gaji insentif dari hasil penjualan mobil.
Sebelum masa pandemi pun, sebetulnya A mendapat gaji pokok dengan nilai setengah dari UMR DKI Jakarta. Setelah pandemi, gaji pokok benar-benar hilang.
“Kalau di perusahaan gue sistem gaji sudah diubah. Jadi, kalau kita jualan baru bisa dapat gaji, kalau kita masuk baru dapat uang makan. Itu berlaku saat pandemi,” tutur A saat berbincang santai dengan Uzone.id.
A merasa wajar kalau perusahannya mengencangkan ikat pinggang. Pasalnya, beberapa perusahaan leasing di bulan Maret sudah tidak menerima pinjaman kepada konsumen yang ingin kredit mobil.
Leasing tambah babak belur setelah ada kebijakan pemerintah agar leasing mau menunda cicilan konsumen yang terkena dampak pandemi hingga 6 bulan.
Baca juga: Penjualan Toyota Belum Tembus 100 Ribu Tahun Ini
Meskipun ada sebagian leasing yang tetap memberikan kredit cicilan mobil, DP yang harus dibayar konsumen sebesar 40 persen. Ditambah, konsumen memberikan deposit dua bulan jika kredit mobilnya bisa disetujui.
Sulitnya mencari konsumen yang memenuhi syarat, pria berusia 32 tahun ini sempat tak menjual mobil satu pun di bulan Mei. Untuk bertahan hidup, A mengandalkan konsumen yang ingin memperpanjang asuransi.
Selain itu, A menerima jasa trade in, di mana konsumen menjual mobil lamanya demi bisa membawa pulang mobil baru.
Dia juga beruntung selama masa pandemi ternyata masih ada perusahaan yang mewajibkan karyawannya membeli baru untuk operasional sehari-hari.
“Lumayan lah, Juni sudah mulai bisa jualan meski cuma dua unit,” katanya.
Penjualan mobil ada kenaikan pada bulan Juni karena di pertengahan bulan terebut, leasing sudah menurunkan DP menjadi 20 persen, namun tetap saja konsumen harus deposit untuk satu atau dua bulan karena ada risiko gagal bayar cicilan.
Baca juga: Penjualan Honda Melesat Hampir Seratus Persen
Untuk gaji insentif penjualan ternyata tidak bisa cair di bulan yang sama, A harus menunggu sampai dua bulan ke depan. Usaha lain yang dilakoni A agar tetap bertahan hidup di antaranya jualan masker, hand sanitizer sampai ikan lobster melalui online.
“Pasti nyari sampingan. Kalau posisi gini kan absen dijadwal-jadwalin (masuk kantor bergantian) sehingga ada waktu senggang yang bisa dimanfaatin jualan apa saja,” kata dia.
Meskipun di masa pandemi jualan mobil jadi seret, A masih bisa mengambil hikmah karena beberapa rekannya kini justru membuat usaha mandiri.
“Sekarang justru pada kreatif. Dulu kan istilahnya gue cukup di sini aja. Tapi sekarang positifnya ide dikeluarin semua, teman ada yang keluar sekarang demi usaha kuliner,” kata dia.
VIDEO Kawasaki Ninja ZX-25R Review, Bukan Buat Kaum Mendang-Mending