Fachry Husaini menjadi kapten pertama Indonesia di Piala AFF. Pemain asal Pupuk Kaltim Bontang itu juga menjadi kapten pertama yang mencetak gol di Piala AFF.
Fachry mencatatkan namanya di papan skor untuk kali perdana di pesta sepak bola Asia Tenggara itu saat melawan Laos. Gol Fachry pada menit kelima itu menjadi pembuka kemenangan Indonesia atas Laos 5-1.
Namun, kiprah Indonesia cuma menghasilkan tempat keempat. Lolos ke semifinal, Indonesia takluk 1-3 dari Malaysia. Di perebutan tempat ketiga, skuat Garuda kalah 2-3 dari Vietnam.
Kala itu Fachry berujar bahwa kekalahan melawan Malaysia lantaran tak mendapat dukungan dari lini belakang sehingga menyulitkannya menyuplai bola ke depan.
“Saya hanya merasakan pemain bertahan kurang memberi dukungan ke lini tengah. Sepertinya mereka ragu untuk maju ke depan,” tuturnya di BOLA edisi September 1996.
Kisah tak mengenakkan justru dialami Bima Sakti ketika memimpin Indonesia di Piala AFF 1998. Bima harus menanggung beban berat hujatan dari segala penjuru saat Indonesia bermain sepak bola gajah melawan Thailand.
Gol bunuh diri Mursyid Effendi masih dikenang hingga kini. Kedua tim sama-sama ingin kalah karena tak ingin menjadi juara grup dan bertemu Vietnam di semifinal.
Pasalnya, mereka melihat laga Vietnam versus Singapura di mana The Lions dikerjai wasit yang berat ke tuan rumah. Indonesia meraih peringkat ketiga pada edisi ini.
Tiga edisi Piala AFF berikutnya, 2000, 2002, dan 2004, Indonesia berhasil menjadi runner-up. Pada 2000, Aji Santoso dipercaya menjadi kapten yang sudah digenggamnya sejak Kualifikasi Piala Asia 2000, sementara pada 2002 Hendro Kartiko menjadi pemimpin tim.
Pada 2004, di tim yang saat itu banyak dihuni pemain muda, Ponaryo Astaman dipercaya mengenakan ban kapten. Ponaryo juga masih memimpin Tim Garuda pada edisi 2007 ketika Indonesia tak lolos dari fase grup.
Charis Yulianto dipercaya mengenakan ban kapten pada Piala AFF 2008. Saat itu, Indonesia cuma berhasil menjadi semifinalis. Pada Piala AFF 2010 dan 2014, Alfred Riedl menjadi arsitek timnas. Firman Utina ditunjuk menjadi kapten pada dua edisi tersebut. Indonesia kembali menjadi runner-up pada 2010 dan gagal lolos dari fase grup pada 2014.
Sementara itu pada 2012, ketika Indonesia dihantam dualisme PSSI, pemain senior Elie Aiboy ditunjuk sebagai kapten. Kekuatan timnas kala itu tidak maksimal karena tidak bisa mengambil pemain-pemain terbaik. Alhasil, Tim Merah- Putih tak lolos fase grup.
Piala AFF 2016, Alfred Riedl menunjuk Boaz Solossa sebagai kapten. Pemain Persipura itu menjadi sosok paling senior di tim dan punya banyak pengalaman di timnas, apalagi di ajang Piala AFF. Sejak 2004, Boaz sudah tampil di turnamen akbar Asia Tenggara itu.
Kepemimpinan Boaz juga sudah tak diragukan. Sejak Persipura ditinggal Eduard Ivakdalam pada 2010, pemain yang akrab disapa Bochi itu langsung memimpin tim.
Kehadirannya juga menjadi roh buat Mutiara Hitam. Dua gelar Liga Super Indonesia (2010/11 dan 2013) menjadi bukti sahih. Boaz juga diharapkan bisa memecahkan rekor kapten terdahulu yang belum pernah merengkuh trofi AFF.
Fachry Husaini (1996)
Jabatan kapten mulai diemban Fachry ketika Indonesia berlaga di Kualifikasi Piala Asia 1996. Indonesia berhasil lolos ke putaran final Piala Asia 1996. Sayang, langkah Indonesia hanya sampai fase grup karena menjadi juru kunci Grup A.
Bima Sakti (1998)
Kasus sepak bola gajah menghantui Bima Sakti. Ia mengaku ingin mengurung dan menyingkirkan Thailand yang tak kunjung main serius. Namun, lantaran konsentrasi kacau, strategi itu gagal dijalankan.
Aji Santoso (2000)
Prestasi terbaik pertama di Piala AFF lahir ketika Aji Santoso menjadi kapten. Runner-up menjadi pencapaian tertinggi timnas kala itu.
Hendro Kartiko (2002)
Kiper pertama yang menjadi kapten timnas Indonesia di Piala AFF. Hendro juga berhasil membawa timnas meneruskan catatan runner-up edisi sebelumnya.
Ponaryo Astaman
Menjadi kapten terlama di Piala AFF bersama Firman Utina. Ponaryo merasakan dua pergelaran AFF sebagai pemimpin tim.
Charis Yulianto (2008)
Kapten kedua setelah Aji Santoso yang berposisi sebagai bek.
Elie Aiboy (2012)
Kapten timnas era kisruh PSSI. Elie kembali dipanggil timnas meski usianya sudah tak muda. Nil Maizar menunjuk Elie sebagai kapten karena dianggap paling senior.
Firman Utina (2010 dan 2014)
Sejak Alfred Riedl bergabung dengan timnas pada 2010, Firman Utina langsung dinobatkan sebagai kapten. Ketika Riedl kembali menukangi Indonesia pada 2014, Firman masih mendapat kepercayaan memimpin tim.
Boaz Solossa (2016)
Boaz ditunjuk menjadi kapten dalam empat laga uji coba timnas sebelum bertolak ke Filipina. Boaz merupakan sosok senior penuh pengalaman di level timnas dan Piala AFF. Ia bisa menjadi roh tim.