Oppo Kuasai Pasar Ponsel Pintar di Indonesia untuk Q2 2020
(Ilustrasi ponsel Oppo/Foto: Dok Uzone.id)
Uzone.id -- Dari sekian banyak brand ponsel pintar di Indonesia yang saling bersaing merebut tahta pangsa pasar, ada laporan terbaru yang dirilis oleh lembaga riset IDC untuk kuartal kedua tahun 2020 ini. Brand asal China ini pun menggempur.Dari laporan IDC, ada 5 besar brand yang menguasai pangsa ponsel pintar di Indonesia, di mana Samsung menjadi satu-satunya perusahaan asal Korea Selatan yang bertengger di peringkat 5 ini, namun sayangnya Samsung bukan menempati posisi pertama.
Berdasarkan grafik IDC, Vivo menjadi brand nomor pertama yang menempati posisi pertama sebagai penguasa pangsa pasar ponsel pintar di Indonesia dengan perolehan 26,8 persen. Angka ini termasuk peningkatan dibanding periode yang sama pada 2019, yakni sekitar 17 persen.
Kemudian posisi kedua ditempati oleh Oppo dengan pangsa pasar 21,2 persen, angka yang tidak jauh beda dari kuartal pertama di 2020.
Baca juga: Daftar Harga Ponsel Oppo Bulan Oktober 2020
Menurut IDC, Vivo dapat merebut hati para konsumen di Tanah Air berkat produk murah yang dijualnya sebagai penyumbang terbesar pangsa pasar.
Sementara untuk Oppo sendiri, IDC meyakini posisinya kuat di ponsel kelas menengah dengan banderol sekitar Rp3 juta sampai Rp6 jutaan seperti Oppo seri A dan beberapa seri Reno.
Posisi ketiga baru ditempati oleh Samsung dengan nilai pangsa pasar 18,7 persen. Tentu angka ini merupakan penurunan dari kuartal kedua tahun 2019 dengan perolehan di atas 25 persen.
Samsung sendiri selama ini masih berkutat dengan lini produk Galaxy M yang mengisi kelas ponsel pintar menengah, namun dari hasil riset mengatakan kalau Galaxy M bersaing sangat ketat dengan deretan ponsel menengah dan bahkan entry-level dari brand China.
Posisi keempat dipegang oleh Xiaomi dengan pangsa pasar 16,9 persen, angka yang cukup stabil jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 lalu.
Baca juga: Dituding Pakai Lagu Tanpa Izin untuk Iklan, Vivo Angkat Bicara
Xiaomi memang fokus pada deretan ponsel entry-level yang tetap menjagokan spesifikasi tertentu seperti baterai besar atau layar besar. Produk di rentang harga Rp2 jutaan seperti seri Redmi dan Redmi Note juga cukup banyak, serta Xiaomi berani merusak pasar flagship dengan banderol yang jauh di bawah standar ponsel flagship.
Sementara peringkat kelima ditempati oleh Realme di angka 14,2 persen. Sebagai pemain baru, pangsa pasar Realme mengalami lonjakan drastis dari kuartal kedua tahun 2019 yang kala itu jumlahnya masih sekitar 5 persen.
Realme dinilai progresif dan berusaha mendengar kemauan pasar melalui produk-produknya yang juga mengisi kelas menengah serta low-end. Realme juga berupaya untuk merebut hati konsumen dengan masuk ke ranah IoT.
Tampaknya pasar ponsel pintar Indonesia saat ini memang sedang gencar bersaing di kelas entry-level dan menengah yang menawarkan ragam keunggulan yang ‘tidak pelit’, melainkan ragam peningkatan teknologi seperti kapasitas baterai besar dengan fast-charging, kemampuan kamera melalui telephoto maupun AI, hingga layar jumbo dengan refresh rate mumpuni.