Metaverse Tidak Cuma Satu, Jumlahnya Bakal Banyak
Uzone.id - Konsep kehidupan manusia di masa depan akan banyak berinteraksi di dunia Metaverse. Nantinya, banyak aktivitas cukup lewat dunia digital dengan mengandalkan avatar kita.
Jadi, orang-orang bisa bekerja, bertemu, nonton konser hingga bermain dengan memanfaatkan kacamata augmented reality (AR), headset realitas virtual, , aplikasi smartphone dan perangkat lainnya.Metaverse tak habisnya dibahas sampai sekarang sejak CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengubah nama induk perusahaan Facebook jadi Meta Platforms Inc. atau Meta.
Metaverse mengambil nama dari 'meta' yang punya arti 'melampaui' dan 'verse' punya 'alam semesta'. Jadi, arti metaverse kurang lebih sebuah ruang berisi materi yang melampaui semua hal yang terlihat di dunia ini. Begitu guys.
BACA JUGA: Google Doodle Sajikan Kengerian Dampak Perubahan Iklim ke Bumi
Orang pertama yang bikin istilah metaverse adalah Neal Stephenson melalui novel karangannya yang terbit tahun 1992 berjudul ‘Snow Crash’.
Dalam novel karyanya, istilah metaverse berdasarkan dunia virtual 3D yang dihuni oleh avatar milik orang-orang di dunia nyata.
Lalu, bagaimana perkembangan metaverse di masa depan?
Enda Nasution, Koordinator #BijakBersosmed, menjelaskan bahwa saat ini pengguna internet usia di bawah 35 tahun punya porsi 80 persen dibandingkan usia di atasnya.
Data itu bisa jadi pijakan bahwa anak muda yang banyak menggunakan internet akan lebih banyak lagi inovasi baru di masa depan, namun tidak bisa kita prediksi sekarang.
"Tapi menjadi catatan, walaupun jumlahnya banyak tapi fragmen (terpecah-pecah)ya, jadi uda gak ada kesatuan lagi soal apa yang trend, apa yang hype," tutur Enda berbicara di live Instagram @uzoneindonesia dan @telkomselnow bertajuk 'Jangan Salah Kaprah Soal Metaverse, NFT dan Crypto'.
Apalagi sekarang juga sudah banyak sekali pilihan, seperti konten-konten yang yang kita tonton, platform sosial media yang kita ikuti, games yang kita mainkan.
BACA JUGA: Game Bisa Jadi ‘Gerbang’ buat Metaverse
"itu akan banyak banget sehingga saya prediksi ke depan justru akan makin jumlah audience yang terkumpul akan jadi terpisah," kata dia.
Begitu juga metaverse di masa depan tidak akan jadi platform khusus, melainkan jumlahnya akan banyak. Jadi, tidak tergabung antara metaverse satu dengan yang lainnya
"Sekarang tuh seolah-olah akan ada satu metaverse padahal kemungkinan akan ada banyak juga yang tidak connected (terhubung) satu sama lain," tutur dia.Â
Menurutnya, hal itu jadi tantangan sekaligus kesempatan bagi kita semua, khususnya bagi para kreator yang bisa meningkatkan ekonominya.