Melihat Gedung Tinggi Bisa Bikin Migrain dan Kejang Kumat, Apa Alasannya?
Ketika mendongak untuk melihat gedung-gedung pencakar langit di sekitar Anda, pernahkah Anda merasa pusing setelahnya? Gedung tinggi ternyata bukan cuma bikin pusing.
Sebagian orang bisa migrain, bahkan hingga kejang hanya karena melihat gedung-gedung tinggi. Ini dia penjelasan mengapa gedung tinggi jadi faktor pemicu migrain dan kejang.Gedung tinggi jadi faktor pemicu migrain dan kejang
Pemandangan di kota-kota besar didominasi dengan bangunan tinggi dan cenderung monoton. Meskipun sekilas tampak megah dan modern, ternyata rancangan modern ini bisa membuat sebagian orang malah sakit kepala dan mual.
Selain sakit kepala dan mual, gejala lain bahwa Anda tidak kuat melihat gedung-gedung tinggi adalah muncul aura. Aura yang dimaksud adalah gangguan penglihatan, misalnya pandangan berbayang, buram, atau silau karena muncul bercak-bercak cahaya terang di mata.
Namun, aura kadang juga mengganggu otot dan saraf sehingga Anda jadi lemas dan berat untuk menggerakkan anggota tubuh. Dalam kasus ekstrem lainnya, seseorang bisa sampai mengalami kejang-kejang saat berada di lingkungan perkantoran modern.
Efek melihat gedung tinggi bagi otak
Menurut para ahli, sebenarnya bukan ketinggian gedungnya yang bisa jadi faktor pemicu migrain atau kejang. Justru pola gedung-gedung tinggi di area perkantoran yang begitu seragam yang cenderung menjadi penyebab kumatnya migrain atau kejang.
Gedung-gedung pencakar langit biasanya punya pola yang seragam. Pola arsitektur yang kaku seperti kotak-kotak dan garis-garis mendominasi pemandangan karena semua gedung sama-sama banyak jendelanya. Desain yang kaku dan minimalis juga membuat warna-warna yang dilihat jadi lebih kontras (kentara bedanya). Misalnya jendela berwarna biru terang sangat kontras dengan bingkai jendela warna hitam.
Menurut sebuah penelitian terbaru dalam jurnal Current Biology, melihat pola yang kaku, seragam, dan kontras akan mengganggu aktivitas gelombang otak Anda. Kalau gelombang otak jadi kacau, saraf-saraf otak Anda pun tidak bisa bekerja dengan baik. Anda malah merasakan sakit kepala atau mual. Pada orang yang mengidap epilepsi, gelombang otak yang kacau tentu bisa jadi pemicu kejang.
Selain mengacaukan gelombang otak, pola gedung-gedung tinggi juga ternyata lebih sulit diproses otak. Seperti yang dibuktikan dalam penelitian lain oleh para ahli di Inggris, ketika menatap gedung-gedung di area perkantoran, otak menghabiskan oksigen lebih banyak. Di samping itu, peneliti juga melihat adanya peningkatan aktivitas sel-sel saraf dalam otak akibat pola arsitektur tersebut.
Otak manusia tidak terbiasa melihat pola yang seragam
Bila Anda perhatikan, tidak ada pola yang kaku dan seragam di alam bebas. Hutan, misalnya, terbentuk dari berbagai macam pohon dengan tinggi dan bentuk yang berbeda-beda. Bahkan pola garis-garis di badan zebra atau harimau saja tidak teratur dan tidak sama panjang.
Selain itu, alam bebas cenderung menawarkan ragam warna yang luas, tidak kontras. Di laut saja Anda bisa melihat gradasi warna biru di air. Begitu juga ketika Anda berada di kebun. Warna daun dan tanaman di kebun terdiri dari gradasi warna hijau yang menyatu dengan warna tanah.
Itulah mengapa melihat pemandangan di alam bebas terasa menyegarkan dan menenangkan. Otak dan mata Anda tidak perlu bekerja terlalu keras untuk mengolah citra tersebut. Sedangkan di area perkantoran, Anda disuguhi pemandangan yang melelahkan otak dan mata.
Menurut para ahli, otak dan mata manusia memang belum terbiasa memandang pola minimalis modern yang sangat berbeda dengan pemandangan di alam bebas. Pasalnya, selama berabad-abad manusia sudah menyesuaikan diri dengan pemandangan yang abstrak dan tak beraturan.
Kalau berada di area perkantoran jadi faktor pemicu migrain atau kejang buat Anda, segera cari pemandangan yang tidak beraturan. Misalnya pepohonan. Bila di sekitar Anda semuanya tampak berpola kaku, pejamkan sejenak mata Anda supaya bisa beristirahat.
The post Melihat Gedung Tinggi Bisa Bikin Migrain dan Kejang Kumat, Apa Alasannya? appeared first on Hello Sehat.