Home
/
Technology
Ketika Telegram Jadi Tempat Teroris Membuang Umpan...
TEMPO.CO19 July 2017
Bagikan :
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme mengatakan Telegram, selama ini menjadi tempat membuang informasi sebagai ‘umpan’ bagi masyarakat yang tertarik melakukan kejahatan Lone Wolf.
Direktur Penegakan Hukum Kedeputian 2 BNPT Marthinus Hukom menjelaskan media sosial seperti Telegram, adalah langkah yang sering dilakukan anggota jaringan teroris seperti Bahrun Naim untuk menyebarkan paham radikal. “Pertama mereka akan membuang umpan bebas di laman itu,” kata Marthinus usai konferensi pers tentang pemblokiran Telegram di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin 17 Juli 2017.BACA: Lewat Telegram, Teroris Diajari Merekrut dan Membuat Bom
Setelah membuang umpan berupa informasi radikal yang akan menarik minat masyarakat, penyebar paham itu akan menunggu siapa orang yang tertarik dan memberikan respon. “Siapa yang mengambil umpan itu, dialah yang akan diajak diskusi secara intens, one by one,” katanya.
Penyebaran informasi itu akhirnya bisa membuat si penerima umpan melakukan kejahatan Lone Wolf. Lone Wolf atau serigala tunggal, adalah istilah suatu kejahatan terorisme dengan memberi dukungan terhadap suatu ideologi, gerakan dan kelompok tertentu. Namun pelakunya adalah pejuang tunggal yang sama sekali terlepas dari organisasi atau struktur kelompok tersebut. Pelaku hanya merupakan simpatisan individual yang melakukan aksinya sendiri atas inisiatif sendiri.
BACA: Kelebihan Telegram Hingga Jadi Pilihan Favorit Teroris
Seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama asal Sukabumi pernah menjadi korban dengan pola ini pada tahun lalu. Menurut Marthinus, korban itu awalnya hanya menggunakan media sosial Facebook, lalu akhirnya mengikuti Telegram.
Ia termakan umpan yang diberikan teroris yang tersebar di Telegram. Anak itu pun intens berkomunikasi dengan teroris hingga akhirnya diajarkan membuat bom panci. Orang tua anak itu moderat dan tidak tahu anaknya sudah membuat bom panci. “Di kamar anak itu ditemukan bom panci, padahal anak itu kami nilai tidak berhubungan dengan kelompok radikal apapun,” katanya.
BACA: 3 Serangan Teror Ini Diperintahkan Bachrun Naim Lewat Telegram
Pemerintah memblokir ribuan konten Telegram, pada 14 Juli lalu. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan pemblokiran Telegram penting dilakukan demi keamanan negara. Menurutnya, dengan kejahatan Lone Wolf yang semakin banyak bermunculan, ia akan menguatkan Cyber dan mengawasi aktivitas dunia maya. “Dengan Lone Wolf ini, langkah pentingnya adalah menekan sistem komunikasi mereka,” katanya di DPR kemarin.
MITRA TARIGAN | ARKHEALUS WISNU
Berita Terkait:
- Cemas Wiranto Soal Ideologi Teror yang Merambah Anak-anak
- Lewat Telegram, Teroris Diajari Merekrut dan Membuat Bom
- Telegram Diblokir, Kominfo Sebut Masih Ada 17 Ribu Konten Radikal
- Kominfo Sebut Aplikasi Mobile Telegram Masih Bisa Digunakan
- Blokir Telegram dan Sosial Media, Pemerintah Disebut Seperti Korea Utara
Tags:
Sponsored
Review
Related Article