BMKG Beri Penjelasan Hujan Es yang Mengguyur Depok
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikai (BMKG) menyebut hujan es yang terjadi di Depok dan sekitarnya pada Selasa (20/3) sore sebagai sebuah fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi. Fenomena ini juga menjadi penanda masa pancaroba musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
Kepala Bagian Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko menjelaskan hujan es yang terjadi pada saat hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang dengan durasi singkat.
"Hujan es merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi. Biasanya kejadian ini diserta klat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat dan lebih banyak terjadi pada masa pancaroba musim," terang Hary kepada CNNIndonesia.com.
Lihat juga:Hujan Es Guyur Depok dan Bandung |
- Satu hari sebelumnya, udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
- Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat, ditunjukkan oleh penilaian perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)
- Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis - lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu yang menjulan tinggi seperti bunga kol
- Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu - abu / hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
- Pepohonan disekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
- Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri
- Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba - tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
- Jika 1 - 3 hari berturut - turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.