Gen Z Merapat! Tri Rilis Kartu Perdana Bonus Kuota TikTok
Uzone.id – Gen Z identik dengan gaya hidup serba digital. Salah satu platform digital yang dibanjiri oleh Gen Z adalah TikTok. Ternyata hal ini pun dijadikan celah oleh Indosat Ooredoo Hutchison melalui Tri.
Hadir untuk menyasar konsumen generasi muda, Tri melihat kebutuhan Gen Z yang doyan mengakses ekosistem produk digital sebagai peluang besar bagi inovasi layanannya. Tri pun merilis produk baru yang diberi nama Kartu Perdana dan Isi Ulang Happy dengan bonus kuota TikTok.Untuk Kartu Perdana Happy, Tri menyediakan berbagai pilihan mulai dari 4 GB, 6 GB, 12 GB, 22 GB, hingga 52 GB.
Dengan harga mulai Rp15 ribu, pelanggan bisa mendapatkan bonus kuota TikTok hingga 30 hari, dengan tambahan bonus kuota bulanan hingga bulan ketiga setelah aktivasi kartu.
Baca juga: Indosat Ooredoo Hutchison Dorong Pelanggan Move On ke Pascabayar
Pelanggan Tri juga bisa melakukan isi ulang Paket Happy dengan harga mulai dari Rp4.000 dan bisa internetan seharian. Selain itu pelanggan juga bisa mendapatkan bonus kuota TikTok 5 GB berlaku 5 hari (1 GB/hari) dengan membeli paket isi ulang Happy bulanan mulai Rp30.000.
“Kami membentuk gerakan #IniWaktunyaKita sebagai wujud komitmen dalam memberdayakan generasi muda untuk mencapai potensi mereka sepenuhnya di dunia digital. Gen Z dengan berbagai talenta perlu kita dukung dan fasilitasi, untuk bisa memanfaatkan dunia digital secara positif dan kreatif, menghasilkan karya digital sesuai dengan jati diri dan passion mereka, dan sekarang adalah waktunya,” tutur Chief Commercial Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Ritesh Kumar Singh.
Baca juga: Berdayakan Gamer Lokal, Tri dan PBESI Gelar Turnamen H3RO Esports 3.0
Melalui gerakan #IniWaktunyaKita, Tri berharap pihaknya dapat menyuarakan harapan untuk generasi muda di Indonesia dengan berbagai hal yang lebih baik, mencakup semangat untuk berkarya dan berkreasi secara positif, kreatif, dan original, menumbuhkan jiwa kompetitif yang sehat, dan memacu daya saing yang tinggi.
“Generasi muda zaman sekarang sering terdorong untuk menjadi populer, karena viralitas itu dianggap mudah untuk dicapai. Namun, tentunya untuk menjadi viral atau populer, tak melulu untuk hal negatif bukan. Justru kita harus memikirkan apa yang dapat kita bantu agar Gen Z produktif di dunia digital. Mau bagaimanapun, mereka adalah pasar terpenting bagi Tri,” tutup Ritesh.