CEO TikTok Kritik Pedas Facebook dengan Sebutan ‘Tukang Jiplak’
(Foto: dok. Kon Karampelas)
Uzone.id -- CEO TikTok Kevin Mayer ‘menyerang’ Facebook melalui tulisannya di blog resmi perusahaan. Salah satu hal yang menarik dari tulisannya itu adalah mengkritik pedas Facebook sebagai copycat alias tukang jiplak.Mayer yang dulunya bekerja untuk Disney, menulis kritikannya itu pada Rabu (29/7) beberapa jam sebelum CEO Facebook Mark Zuckerberg dijadwalkan untuk bersaksi di Kongres Amerika Serikat mengenai dominasi perusahaan yang merusak kompetisi pasar.
Hal yang disorot oleh Mayer adalah fitur Reels yang akan hadir di aplikasi Instagram, media sosial populer yang dinaungi Facebook. Reels selama ini memang hadir untuk menyaingi TikTok.
“Di TikTok, kami menyambut kompetisi. Menurut kami kompetisi yang adil akan membuat kita semua menjadi lebih baik. Untuk mereka yang berencana meluncurkan produk kompetitif, silakan saja. Facebook bahkan akan meluncurkan produk jiplakan lainnya, Reels (yang akan disematkan di instagram), setelah produk jiplakan mereka lainnya, Lasso, gagal dengan cepat,” tulis Mayer.
Baca juga: 3 Cara Jadi Kreator TikTok, Kuncinya di Konsistensi dan Edukasi
Cara kerja Reels memang mirip dengan TikTok dan baru tersedia di beberapa negara saja seperti Brasil dan Prancis. Sedangkan Lasso merupakan aplikasi bikinan Facebook pada 2018 yang juga dirilis untuk mengalahkan Tiktok. Karena minatnya sedikit, Lasso terpaksa ditutup.
Mayer juga berdalih, dengan kebiasaan Facebook yang doyan menjiplak layanan pesaing, TikTok merasa Facebook bersikap seakan mereka yang terbaik untuk Amerika dan memiliki niat terselubung untuk menghancurkan TikTok di pasar AS.
“Mari fokus pada energi kita semua untuk kompetisi adil dan terbuka di dalam layanan konsumen, ketimbang mengurusi serangan busuk dari pesaing, seperti Facebook, yang menyamar dengan nilai patriotismenya, serta sengaja untuk menghancurkan keberadaan TikTok di Amerika Serikat,” tulis Mayer.
Baca juga: Syarat Jadi Staf Calon Presiden, Tak Boleh Punya Aplikasi TikTok
Dia menyambung, “tanpa TikTok, pengiklan Amerika hanya akan memiliki sedikit pilihan. Kompetisi akan mengering dan begitupun dengan ruang energi kreatif di sana. Kami tidak politis, kami bahkan tidak menerima iklan politik dan tidak ada niat apapun. Objektif kami hanya menjadi platform dinamis nan berwarna untuk semua orang. Konsumen seharusnya diuntungkan oleh pertumbuhan platform sukses seperti TikTok, dan kami akan terus berjuang untuk memberikan brand, pengguna, dan para kreator Amerika ruang hiburan untuk tahun-tahun berikutnya.”
Sekadrar diketahui, isu terakhir terkait persaingan kontroversial antara Facebook dan TikTok terjadi belum lama ini. Facebook melalui Instagram dikabarkan sengaja menawarkan insentif ratusan ribu dollar kepada influencer ternama TikTok sebagai rayuan agar mereka mau pindah ke Reels. Bisa jadi hal ini juga yang membangkitkan emosi Mayer sebagai pucuk pimpinan TikTok.