Cara Tokopedia Dukung UMKM Lokal Jaga Ketahanan Pangan Nasional
Uzone.id – Menyambut Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada 16 Oktober 2023 nanti, Tokopedia lewat program-programnya turut memberi panggung bagi pelaku usaha lokal untuk berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Inisiatif serta fitur Tokopedia saat ini menjadi upaya Tokopedia untuk menjembatani kontribusi pelaku usaha lokal tersebut. Beberapa diantaranya adalah fitur geo-tagging, program Tokopedia Nyam! serta Tokopedia Now! yang merupakan bagian dari inisiatif Tokopedia Hyperlocal.“Menyambut Hari Pangan Sedunia, Tokopedia Terus berupaya memberi panggung seluas-luasnya bagi para pelaku usaha lokal untuk berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Salah satunya melalui inisiatif Hyperlocal yang berteknologi geo-tagging agar penjual bisa makin dekat dengan pembeli,” ujar Category Development Senior Lead Tokopedia, Revie Jefta Akhwilla dalam keterangan yang diterima Uzone.id, Jumat, (13/10).
Program Tokopedia Nyam! saat ini menjadi panggung bagi pelaku usaha lokal di kategori makanan dan minuman untuk menjangkau semua pembeli yang tersebar di seluruh Indonesia.
Program lainnya, Tokopedia Now! juga menjadi inisiatif Tokopedia untuk memberikan layanan pengiriman kilat dan terjadwal untuk pengguna yang berbelanja kebutuhan rumah tangga.
Pembelian bahan pangan di Tokopedia saat ini semakin beragam dengan kenaikan pembelian di beberapa produk bahan makanan. Hal ini menunjukkan kalau Hyperlocal semakin banyak menjangkau masyarakat di seluruh Indonesia saat ini.
Selama semester 1 2023 ini, minyak masakan, saus dan dressing (saus tomat, sambal dan lainnya), gula, kaldu, penyedap rasa serta bumbu masakan instan jadi produk bumbu dan bahan masakan yang banyak dibeli masyarakat di Tokopedia.
Beberapa wilayah di Indonesia juga tercatat mengalami kenaikan pembelian untuk produk-produk bumbu dan bahan masakan. Sebut saja Nagan Raya (Aceh), Halmahera Tengah (Maluku Utara), Kaur (Bengkulu), Rote Ndao (Nusa Tenggara Timur) dan Nias Barat (Sumatra Utara) dengan rata-rata peningkatan lebih dari 3 kali lipat.
Produk daging juga menjadi produk terlaris yang banyak dicari masyarakat lewat Tokopedia di semester 1 2023 ini. Produk-produk tersebut adalah daging sapi giling, daging ayam giling, baso, nuggets hingga sosis.
Kota Karo (Sumatera Utara), Manado (Sulawesi Utara), Banjarbaru (Kalimantan Selatan), Ternate (Maluku Utara) dan Sumbawa Barat (Nusa Tenggara Barat) menjadi kota yang banyak membeli produk daging dari Tokopedia dengan rata-rata peningkatan lebih dari 2 kali lipat.
Produk pangan lain yang juga laris manis diserbu masyarakat Indonesia di Tokopedia antara lain sayur mayur seperti paket sayur, sayuran beku, tomat, wortel, dan tempe.
Revie mengungkapkan wilayah Tabanan (Bali), Lombok Barat (Nusa Tenggara Barat), Manado (Sulawesi Utara), Sambas (Kalimantan Barat), dan Natuna (Kepulauan Riau) adalah beberapa daerah yang mengalami kenaikan transaksi produk sayur selama paruh pertama 2023.
Kenaikannya pun cukup signifikan, dimana Tokopedia mencatat wilayah-wilayah tersebut mengalami kenaikan 5 kali lipat untuk bahan pangan sayuran.
Tokopedia sebagai ‘rumah’ UMKM lokal di kategori makanan dan minuman di Indonesia turut menjadi wadah pengusaha lokal dalam berkontribusi dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Sebut saja pelaku usaha Sambal Bu Djui dari Surabaya dan Beleaf Farms dari Bogor yang memberdayakan para petani serta nelayan lokal yang ikut mendorong ketersediaan pangan di Indonesia.
Merlin Soeyanto dan Ivonne Magdalena selaku pemilik usaha Sambal Bu Djui mengatakan kalau saat ini, usaha sambal mereka meraih omzet hingga ratusan juta rupiah melalui platform Tokopedia.
Merlin mendirikan pabrik kecil demi mendongkrak laju produksi sambal dengan berbagai varian seperti sambal peda, sambal kecombrang, sambal petir (sambal terasi), sambal ijo, sambal mercon (sambal bawang) dan masih banyak lagi.
“Dalam memproduksi produk Sambal Bu Djui, kami menggandeng petani lokal cabai dan bawang di Jawa Timur, termasuk Surabaya dan wilayah sekitarnya. Selain itu, kami juga menggandeng nelayan lokal untuk menyediakan satu ton cumi-cumi yang diolah menjadi produk Sambal Bu Djui berbahan dasar cumi-cumi, seperti cumi arang kriuk, sambal cumi geprek dan masih banyak lagi,” kata Merlin.
Selain ketekunan, konsistensi dan tekad ingin belajar mengikuti zaman, Merlin mengungkapkan kalau kolaborasi juga menjadi hal yang penting dalam mengembangkan produk mereka.
“Kami sering berkolaborasi dengan Tokopedia lewat kampanye Tokopedia NYAM!. Berkat Tokopedia NYAM!, penjualan kami bisa melesat hingga hampir 2 kali lipat di kuartal III 2023 dibandingkan kuartal III 2022. Omzet bulanan Sambal Bu Djui di Tokopedia juga mencapai ratusan juta rupiah,” ujarnya.
Cerita inspiratif lainnya juga dibagikan oleh Beleaf Farms yang menjual produk sayur mayur segar berkualitas ke seluruh wilayah Indonesia menggunakan platform online, Tokopedia. Hingga saat ini, Beleaf telah meraup puluhan juta dan sudah tersedia di beberapa kota di Indonesia.
“Berkat Tokopedia, Beleaf Farms bisa meraup omzet bulanan hingga puluhan juta rupiah,” kata Amrit Lakhiani selaku pendiri Beleaf Farms, Jumat, (13/10).
Beleaf Farms mengusung model Farming as a Service (FaaS) sebagai tempat belajar dan pendampingan bagi petani di tiga kota di Indonesia. Didirikan tahun 2019 lalu di Bogor, Beleaf Farms saat ini sudah merambah ke Surabaya dan Bali.
“Pada 2022, Beleaf Farms mengusung model Farming as a Service (FaaS) yang mengintegrasikan berbagai teknologi untuk meningkatkan produktivitas hasil kebun. Kami juga membekali para mitra petani lokal dengan pengetahuan terkait agronomi, penjualan dan pemasaran sayuran hidroponik agar petani makin berdaya dan memajukan pertanian Indonesia,” tambah Amrit.
Beleaf Farms menghadirkan produk sayur mayur sehat dan berkualitas yang ditanam dengan metode hidroponik yang mana sayur mayur ini tidak mengandung pestisida, memiliki nutrisi yang cukup dan akar yang bersih.
Karena metode hidroponik, proses penanamannya menggunakan 90 persen air, dimana air-air ini didaur ulang untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan. Selain itu, sampah-sampah organik dari proses penanaman juga digunakan kembali menjadi kompos untuk digunakan kembali ke lahan pertanian sekitar.