Cap Jempol Darah dalam Surat Nelayan untuk Jokowi
Sekitar 700 nelayan warga Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mendatangi kantor pos di pulau itu, Jumat, 14 Juli 2017. Masing-masing warga membawa sepucuk surat, mereka hendak mengirimkan surat itu secara serempak ke Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Surat tersebut terkait polemik cantrang.
Surat itu ditulis sendiri oleh warga, isinya meminta dan mengingatkan Presiden Jokowi agar segera memberlakukan Permen KP Nomor 2 Tahun 2015 tentang Larangan Penggunaan alat tangkap cantrang. Sebelum surat dikirim, tiap warga memberikan cap jempol darah di muka amplop.
Baca juga:
Hasil Rapat Bersama Jokowi, Susi: Larangan Cantrang Sudah Final
"Kami warga Masalembu memilih pak Jokowi karena janji mau bantu nelayan kecil dengan melarang cantrang," kata Koordinator Warga, Effendi kepada Tempo, Jumat, 14 Juli 2017.
Aksi nelayan warga Masalembu yang 90 persen bermata pencaharian sebagai nelayan itu dipicu acara talk show di !news TV, Kamis malam, 13 Juli 2017. Acara bincang-bicang itu menghadirkan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad. FKB DPR RI, Danhil Johan dan Setia Budi dari Aliansi Masyarakat Nelayan Indonesia.
Baca pula:
Menteri Susi: Aksi Cantrang Muncul Tiap Ada Isu Reshuffle Kabinet
Dalam acara itu, Setia Budi melontarkan pernyataan yang intinya menyatakan Nelayan Masalembu tidak ada masalah dengan cantrang. Setia juga menyebut Nelayan Masalembu juga hadir saat unjuk rasa ke istana.
Menurut Effendi, pernyataan Setia Budi itu tidak benar. Sampai saat ini nelayan Masalembu masih konsisten menolak penggunaan cantrang. Dan, yang paling membuat warga emosional karena Setia Budi mengklaim nelayan Masalembu ikut demo ke Jakarta.
Silakan baca:
Jokowi Minta Menteri Susi Tak Cuma Urusi Cantrang
"Sampai kapan pun kami menolak cantrang, kami mendukung Menteri Susi (Pudjiastuti) agar tidak mau dilemahkan oleh siapa pun soal cantrang," ujar dia.
Sebenarnya, tutur Effendi, warga Masalembu yang emosi hendak ke Jakarta mencari Setia Budi. Namun emosi warga bisa diredam dan disalurkan dalam bentuk mengirimkan surat desakan pada Presiden Jokowi tersebut mendukung pelarangan cantrang. Lengkap dengan cap jempol dari darah mereka sendiri.
MUSTHOFA BISRI