5 Potret Peternak Sudan, Angon Sapi Sambil Membawa Senjata AK-47
Apa yang anda pikirkan ketika mendengar orang menyebut Sudan? Sudan merupakan salah satu negara yang terletak di bagian timur laut Afrika. Sebelum terpisah menjadi dua bagian, Sudan menjadi negara terluas di Afrika dan sekaligus menjadi negara terluas kesepuluh di dunia.
Kendati demikian, justru banyak tersebar pemberitaan negatif tentang Sudan. Mulai dari kelaparan tahun 1998, krisis kemanusiaan, dan tuduhan genosida di Darfur, hingga pemberlakuan embargo ekonomi terhadap Sudan.Di balik pemberitaan negatif tersebut, ternyata Sudan menyimpan beberapa potret menarik. Potret itu terkait para peternak sapi di sana. Berikut adalah 5 potret menarik peternak Sudan.
1. Membawa Senjata Api Saat Menggembala Sapi
Seseorang dari suku Mundari di Sudan membawa AK-47 saat menjaga sapi. (Foto: Youtube)
Sapi atau kambing merupakan salah satu harta berharga bagi peternak di sana mengingat binatang tersebut memiliki harga jual yang cukup tinggi. Adanya pencurian ataupun binatang pemangsa, menjadi masalah tersendiri bagi peternak. Untuk mencegah hal tersebut, maka dibutuhkan penjaga ternak.
Uniknya, penjaga sapa di Sudan ini tak lazim sebagaimana mestinya. Bukan tongkat ataupun cambuk. Mereka justru membawa senjata api jenis AK-47 layaknya tentara.
2. Sapi yang Dijaga Bukan Sapi Pada Umumnya
"Sapi Raja" memiliki tanduk panjang menjulang ke atas. (Foto: Youtube)
Bukan tanpa alasan mengapa para penjaga sapi menggunakan senjata api AK-47. Pasalnya sapi yang mereka jaga itu bukanlah sapi seperti pada umumnya. Mereka menyebutnya sebagai "rajanya para sapi".
Secara fisik, sapi milik salah satu suku di Sudan yaitu suku Mundari itu memiliki tanduk sang sangat panjang menjulang ke atas. Selain itu, ia juga dipenuhi dengan otot daging. Hal tersebut membuatnya memiliki harga jual yang sangat tinggi.
Hilang seekor saja bisa membuat pemiliknya rugi besar. Maka, pemilik sapi rela mengeluarkan uang sekitar Rp6,6 juta untuk memiliki AK-47 demi menjaga sapi miliknya.
Baca Juga:
INKA Sedang Jajaki 8 Potensial Pasar di ASEAN dan Afrika
Tanpa Impor, Kebutuhan Daging Sapi di Akhir Tahun Defisit 2.505 Ton
Ridwan Kamil Ingin Kawinkan Sapi Biru Belgia dengan Sapi Pasundan
3. Suasana Semakin Keruh Pasca Konflik
Suasana di Sudan pasca konflik. (Foto: Youtube)
Sudan dapat dikatakan sebagai negara merdeka yang umurnya masih baru. Pada 2011 lalu, Sudan resmi memproklamirkan kemerdekaanya. Hal tersebut membuat adanya banyak PR yang harus diatasi pemerintah. Salah satunya adalah kesejahteraan rakyatnya yang belum merata.
Kemiskinan yang hampir merata membuat warganya melakukan hal-hal tak lazim untuk bertahan hidup. Salah satu di anataranya adalah dengan mencuri atau melakukan kegiatan ilegal lainnya. Hal itulah yang menjadi acuan bagi pemilik sapi saat menjaga sapi-sapinya dari para pencuri.
4. "Sapi Raja" Sebagai Harta Paling Berharga
Urin sapi digunakan untuk mandi. (Foto: Youtube)
Bukan hanya dijual atau sekadar diambil dagingnya, "Sapi Raja" juga memiliki fungsi lain. Orang-orang suku Mundari biasa menggunakannya sebagai mahar pernikahan. Tidak hanya itu, urin sapi tersebut juga digunakan untuk mandi, sementara kotorannya biasa digunakan sebagai lotion atau obat.
5. Ribuan Orang Tewas sebab Melakukan Usaha Pencurian Sapi
Salah seorang korban tewas. (Foto: Youtube)
Desakan ekonomi menuntut banyak warga yang harus melakukan apapun untuk bertahan hidup. Termasuk di antaranya adalah dengan mencuri "Sapi Raja" yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Hal tersebut membuat banyaknya korban akibat tertembus peluru AK-47. Tercatat sekitar 2500 orang tewas hingga saat ini.