5 Fakta Meninggalnya Musisi Yockie Suryo Prayogo
Dunia hiburan Indonesia kembali berduka. Setelah sebelumnya Sys NS meninggal dunia pada 23 Januari lalu di usia 61 tahun, kini giliran maestro musik dan penata lagu Yockie Suryo Prayogo yang berpulang pada 5 Februari 2018 di usia 63 tahun.
Kepergian Yockie pada pukul 07.35 WIB cukup mengejutkan banyak pihak. Sejak November 2017, pria kelahiran di Demak, Jawa Tengah, ini memang sudah dirawat secara intensif di rumah sakit akibat penyakit komplikasi yang dideritanya.Ia sempat diperbolehkan untuk menjalani rawat jalan di rumah. Namun, kondisi Yockie kembali menurun beberapa hari sebelum ajal menjemputnya.
Jenazah Yockie kemudian langsung disemayamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, sekitar pukul 16.00 WIB. Berikut kumparan (kumparan.com) telah merangkum lima fakta meninggalnya Yockie Suryo Prayogo.
1. Kondisi Yockie sempat membaik dan dirawat di rumah
Kondisi kesehatan Yockie mulai memburuk kala dirinya divonis mengidap diabetes 15 tahun lalu. Selain diabetes, dalam beberapa tahun terakhir, Yockie diketahui mengidap penyakit pengerasan hati dan stroke.
Walau telah mengalami berbagai penyakit, saat ditemui di Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Senin (5/2), istri Yockie, Pratiwi Puspitasari, mengungkapkan bahwa dia sudah tak lagi menjalani perawatan di rumah sakit selama tiga bulan terakhir.
Bahkan, wanita yang akrab disapa Tiwi ini mengaku sejak pria kelahiran 14 September 1954 itu dirawat di rumah, kondisi kesehatannya justru semakin membaik. Berbagai alat penopang kesehatan pun sudah tak lagi digunakan.
"Dia sempat dikasih ventilator selama seminggu, kata dokter sudah ketergantungan ventilator. Saya bilang, 'Sudah, copot'. Alhamdulillah, mungkin waktu itu Allah masih kasih waktu panjang," ungkapnya.
Sebelumnya, pada jumpa pers konser ‘Pagelaran Sang Bahaduri’, Tiwi juga sempat menyampaikan berbagai perkembangan Yockie setelah tak lagi mengandalkan ventilator.
Meski masih harus makan melalui selang, Tiwi mengatakan bahwa kala itu sang suami sudah bisa melakukan banyak aktivitas.
“Responsnya sudah ada dan dia sudah mulai sadar. Tangan kiri yang lemah sudah bergerak sedikit demi sedikit. (Yockie) sudah belajar duduk walau pun harus sabar,” tutur Tiwi kala itu.
2. Yockie alami pendarahan sebelum meninggal
Saat kabar kepergian Yockie tersebar pada Senin (5/2) pukul 07.35 WIB, tak banyak orang yang bisa dimintai keterangan. Hanya kritikus musik, Bens Leo, yang akhirnya angkat bicara.
Dia mengungkapkan bahwa dua hari sebelum kepergiannya, penggagas grup band Kantata Takwa bersama Iwan Fals itu memang mengalami pendarahan yang cukup parah.
“Mas Yockie mengalami pendarahan. Saya enggak tahu muntah darah atau apa, tapi yang saya dengar katanya keluar dari dubur,” ungkap Bens.
Hal tersebut akhirnya dikonfirmasi oleh istri Yockie kala ditemui di rumah duka RS Pondok Indah Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Senin (5/2). Ia mengatakan bahwa pendarahan yang dialami Yockie adalah akibat tumor otak yang ternyata juga diderita oleh sang suami.
“Kemarin dia keluar darah dari bawah (dubur) banyak. Karena dia sudah komplikasi ya, dia ada gula, stroke, kena lever, dan dokter bilang ada tumor di kepala," ungkapnya.
3. Istri menolak Yockie dioperasi
Yockie memang dikenal sebagai sosok yang keras kepala dan tak kenal lelah. Jelang akhir hidupnya, Yockie tak pernah berhenti berjuang dan selalu menyapa kerabat-kerabat yang datang menjenguk dirinya. Semangat Yockie pula yang membuat Tiwi dan keluarga tak merasakan duka berlebih.
"Dia waktu kemarin sakit, dia sangat berjuang. Dia enggak pernah ngeluh, sampai terakhir tadi pagi sebelum dia meninggal dia juga enggak lama, dia perginya cepat, Alhamdulillah. Dia sudah (kasih) yang terbaik," tutur Tiwi.
Meski tetap punya semangat juang yang tinggi, kondisi tubuh Yockie memang sudah sangat renta. Dengan berbagai penyakit yang dideritanya, keluarga Yockie termasuk Tiwi akhirnya tak mengizinkan operasi penyedotan darah di kepala Yockie.
“Walaupun lemas, (dia) masih salaman. Tapi kemarin, HB-nya (hemoglobin) turun. Sudah ditransfusi dan enggak ngangkat. Dia pendarahan lagi. Untuk dibedah kepala juga sudah enggak mungkin, saya juga enggak ngizinin karena kondisinya kompleks. Saya enggak mau dia menderita. Tadinya mau dioperasi, saya menolak. Saya sudah trauma," kata Tiwi yang kala itu menagis terisak.
4. Makam Yockie satu liang lahat dengan kakeknya
Pada pukul 13.30 WIB jenazah Yockie disalatkan di Masjid Bani Umar Bintaro, Tangerang Selatan. Kemudian jenazah langsung dibawa ke TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, untuk dimakamkan.
Jenazah Yockie sampai ke pemakaman sekitar pukul 15.37 WIB. Di sana, jenazah Yockie ditumpuk dengan mendiang kakeknya, Raden Iskak.
Dua anak Yockie, Nara Putra dan Reza, turun ke dalam liang lahat untuk menaruh jenazah sang ayah. Nara yang merupakan gitaris band Jibril juga mengumandangkan azan dari dalam liang lahat.
Sementara sang adik, Reza, terlihat terus terisak di samping makam sembari memegangi foto ayah tercinta.
Seolah ikut bersedih, pemakaman Yockie diiringi dengan hujan yang cukup deras. Beberapa artis senior seperti Ian Antono, Indro 'Warkop', Lilo 'Kla Project', dan Helmi Yahya, terlihat menghadiri pemakaman pencipta lagu ‘Rumah Di Atas Bukit’ itu.
5. Konser terakhir untuk Yockie bertajuk 'Pagelaran Sang Bahaduri'
Pada 24 Januari 2018, konser galang dana untuk Yockie Suryo Prayogo bertajuk ‘Pagelaran Sang Bahaduri’ digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.
Meski saat itu Yockie masih hidup, konser yang dimeriahkan secara cuma-cuma oleh berbagai artis lintas generasi seperti Godbless, Fariz RM, Glenn Fredly, Andy '/rif', hingga D'Masiv ini, merupakan persembahan terakhir musisi-musisi Indonesia pada otak di balik soundtrack film ‘Badai Pasti Berlalu’ tersebut.
Saat konser, para musisi telah berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp 514 juta. Meski awalnya uang itu bertujuan untuk membantu pengobatan Yockie selama sakit, apa daya, kini sang legenda telah berpulang ke Sang Pencipta.
"Untuk Mas Yockie, sudah terkumpul Rp 500 jutaan," ungkap Khadri Muhammad penggagas konser ‘Pagelaran Sang Bahaduri’ kala itu.