Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan Hidup di Gua?
Uzone.id-Kabar gembira tentang 12 remaja dan seorang pelatih sepak bola yang terjebak di dalam gua Tham Luang, Thailand, akhirnya datang juga. Setelah terperangkap di dalam gua cukup lama, sejak 23 Juni 2018, mereka berhasil diselamatkan.
Kedua belas remaja itu—yang merupakan anggota dari sebuah tim sepak bola—bersama seorang pelatih masuk ke gua Tham Luang, ketika hujan turun dengan sangat deras dan membanjiri ruang bawah tanah.Pada 2 Juli 2018, tim penyelamat akhirnya menemukan ketiga belas orang itu di celah gua. Mereka sedang meringkuk dengan kondisi masih hidup.
Baca: 5 Risiko Buat Kamu yang Sering Begadang demi Nonton Piala Dunia
Peristiwa ini mengundang perhatian dunia. Setelah berhasil diselamatkan, dunia pun turut merayakannya.
Banyak figur-figur tersohor mengutarakan pernyataan dalam menanggapi misi penyelamatan tim sepak bola remaja dan pelatihnya itu, antara lain Donald Trump Presiden Amerika Serikat, Perdana Menteri Inggris Theresa May, Menteri Luar Negeri Belgia Didier Reynders, dan lainnya.
Bila dihitung, ketiga belas orang itu sudah terjebak selama lebih dari dua minggu di dalam gua Tham Luang. Bicara lebih jauh soal hal ini, sesungguhnya berapa lama manusia bisa bertahan hidup di dalam gua?
Live Science mengungkapkan bahwa semua itu tergantung pada jenis dan lokasi gua. Namun, pada umumnya, kehabisan oksigen bukanlah masalah besar. Demikian ujar Andrea Rinaldi, seorang ahli biokimia di University of Cagliari di Italia. Dia sempat meneliti tentang bagaimana manusia dapat beradaptasi di dalam gua.
"Oksigen biasanya berlimpah di dalam gua, bahkan ratusan meter di bawah tanah," kata Rinaldi, seperti Uzone.id kutip dari Live Science.
"Oksigen mengalir melalui retakan di bebatuan, dan melalui batu kapur yang keropos," tambahnya.
Baca: 6 Manfaat Mangga, Mulai dari Menjaga Kesehatan Kulit Sampai Jantung
Dalam kasus yang jarang terjadi, celah udara tersebut juga dapat menjadi tempat penumpukan karbon dioksida. Namun celah udara jenis ini sangat berbeda dari yang ditemukan oleh tim penyelamat. Jadi, ada cukup oksigen bagi ketiga belas orang itu untuk bertahan hidup dalam waktu cukup lama.
Yang perlu diwaspadai, yaitu kondisi gua yang sangat kering. Misalnya, ada banyak debu. Dan di beberapa gua tropis, pengomposan feses dapat melepaskan uap ammonia ke udara serta spora dari jamur. Jika terhirup, hal itu dapat menyebabkan masalah pernapasan.
Di samping itu, manusia membutuhkan makanan dan minuman untuk bertahan hidup di mana saja. Ketiga belas orang itu dilaporkan memiliki sedikit persedian makanan sebelum tim penyelamat tiba. Kelelawar, burung, dan ikan yang mungkin ada di gua juga sangat sulit ditangkap.
Namun, Andrea mengatakan, "Seorang manusia dalam kesehatan yang baik dapat bertahan berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan, tanpa makanan."
Lantas, bagaimana dengan kebutuhan untuk minum? Masalah air akan menjadi lebih rumit. Meski kelembapan udara yang tinggi di dalam gua membuat cenderung mengurangi rasa haus, manusia tetap membutuhkannya setiap hari.
Menurut Andrea, air di dalam gua di Thailand mungkin berlumpur. Jadi, jika orang yang terdampar di dalam gua tidak memiliki alat untuk menyaring air, maka lebih baik untuk menyesap air yang menetes dari langit-langit dan dinding gua.
Suhu juga bisa menjadi masalah. Namun tidak dalam peristiwa ketiga belas orang tersebut. "Hipotermia adalah musuh berbahaya lainnya, tetapi di kasus ini, kita berurusan dengan gua tropis, jadi suhunya semestinya di atas 20 derajat Celcius,” kata Andrea.
Baca: Meghan Markle Kerap Memakai Sepatu yang Agak Kebesaran, Apa Alasannya?
Apakah tantangannya berhenti sampai di situ? Tidak. Selain tantangan fisik, ada pula tantangan yang bersifat psikologis.
"Terperangkap di bawah tanah selama sepuluh hari, dalam kondisi gelap, dengan makanan yang sedikit akan menjadi pengalaman mengerikan bagi siapapun," kata Andrea.
Namun, berdasarkan foto pertama tentang kondisi ketiga belas orang tersebut, tampak bahwa mereka sangat tenang. Mungkin, fakta bahwa mereka adalah tim yang terdampar bersama di dalam gua memberikan mereka kenyamanan.
Setelah melalui proses evakuasi yang cukup panjang, akhirnya mereka berhasil diselamatkan. Kondisi psikis dan kesehatan fisik dari delapan remaja pun dilaporkan baik.