Home
/
News

Kisah Symo Hayha, Penembak Jitu yang Robohkan 542 Tentara Soviet

 Kisah Symo Hayha, Penembak Jitu yang Robohkan 542 Tentara Soviet
arah.com27 March 2017
Bagikan :

Dalam rekam jejak sejarah militer dunia, rasanya nama Simo Hayha bukanlah nama yang bisa dianggap remeh. Apalagi para pemburu temabakan jarak jauh.

Bagaimana tidak, Hayha merupakan sosok legendaris yang mampu melumpuhkan musuhnya dari jarak 400 meter, dan itu bukanlah jarak yang mudah untuk meluncurkan tembakkan yang tepat sasaran jika tanpa dibekali pengelihatan tajam bak elang memburu mangsa.

Jika bukan karena jasanya pula-lah, tempat kelahirannya Finlandia akan mengalami kerepotan yang luar biasa saat dihadapkan dengan 4000 tentara Uni Soviet, sedangkan Finlandia hanya memiliki 32 tentara. Namun, Hayha mampu merobohkan tidak kurang dari 542 tentara hanya bermodalkan senapan bolt-action M28 yang merupakan varian dari senapan Mosin Nagant.

Kemampuan berkamuflasenya juga tidak dapat diragukan lagi, sniper nomer 1 di dunia pada masanya tersebut, mampu bertahan pada suhu yang ekstrim bagi manusia yakni berkisar -20 hingga -40 deracat Celcius lengkap dengan seragam putih yang menyempurnakan penyamarannya ditengah tumpukkan salju disepanjang sungai Kolla.

Pria kelahiran 17 Desember 1905 silam itu juga menujukkan kehebatannya dengan memilih senapan otomatis Suomi KP/M-31, disaat sebagian besar para sniper memilih scope untuk membidik, namun dirinya lebih memilih pisir pembidik, saat ditanya alasannya, Hayha mengungkapkan dengan manis bahwa alat tersebut dapat membongkar penyamaran sempurnanya.

Tak tanggung-tanggung dengan senapan otomatis tersebut, pria yang bergabung dalam dunia militer di tahun 1935 tersebut mampu melumpuhkan sebanyak 200 tentara lawan.

Namun tidak selamanya jalan mulus ditemui Hayha, pada 4 Maret 1940 dirinya harus merasakan panasnya peluru peledak yang mampir di sebelah wajah kirinya akibat lemparan yang dilakukan salah seorang tentara Uni Soviet yang membuat Hayha harus menyudahi kontribusi untuk negaranya, karena ia harus terbaring diranjang pesakitan hingga perang usai.

Meski tidak dapat bertarung hingga akhir, pimpinan tertinggi militer Finlandia pada masanya, Marsekal C.G.E menaikkan jabatan Hayha yang semula menjabat Kopral berganti menjadi Letnan Satu. Bagi Hayha saat itu, meski tangannya sudah menghilangkan ratusan nyawa, baginy itu adalah tugas, "Saya lakukan yang diberitahukan pada saya untuk dilakukan dan juga yang saya bisa," ujarnya saat itu.

Meski begitu kematian pada akhirnya tetap menghampirinya saat di Hamina pada 1 April tahun 2000 dengan usia 96 tahun. (Dini Afrianti)



Pasar Senen Kebakaran, Puluhan Mobil Pemadam Dikerahkan
Polri Dianggap Bisa Kewalahan Jika Rizieq Dikriminalisasi
Timses: Elektabiltas Ahok-Djarot Meningkat Tajam Setelah Sidang
Pilgub DKI Diikuti Agus-Sylvi dan Ahok-Djarot Saja, Siapa Unggul?
Perang Berlanjut, Sukmawati Ogah Tanggapi Ajakan Mediasi Rizieq
Cahaya dari Timur Si Guru Pemulung, Bangun Dua Sekolah Gratis
'Siri Wale' Ritual Merawat Laut di Pulau Tomia
Gali Terowongan Rel Kereta api di London, Ini yang Ditemukan ...
Jelang HUT Masjid Istiqlal, Pecinta Alam Bersih-bersih Istiqlal
Yuk, Tengok 'Cantiknya' Amsterdam saat Musim Gugur
Ratusan Kios Pasar Senen Terbakar, Pedagang Terpukul
Bekasi Islamic Expo, Inspirasi dan Networking Pengusaha Muslim
Meski Buta, Pemuda Ini Jago Bermain Skateboard
Ngeri, Amuk Badai di California Tiga Orang Tewas
Keren ! Dubai Punya Taksi Drone

 

populerRelated Article